Peran Kebijakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam Peningkatan Kesehatan Anak Usia Dini
Oleh : Maya Veri Oktavia*) Setiap 25 Januari, Hari Gizi Nasional mengingatkan kita akan pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang untuk mewujudkan generasi yang sehat dan berdaya saing. Tahun 2025 menjadi momentum penting untuk merefleksikan upaya kita dalam menangani masalah gizi, seperti stunting dan malnutrisi, yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan angka stunting sebesar 2,8% dari tahun 2021 hingga 2022. Capaian ini sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu penurunan sekitar 2,7% setiap tahunnya, dengan harapan mencapai penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024.(https://www.kemdikbud.go.id) Meskipun demikian, tantangan dalam perbaikan gizi anak usia dini masih signifikan. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi gizi kurang pada anak usia dini mencapai 13,8%, menunjukkan bahwa masalah gizi masih menjadi perhatian serius di Indonesia. (https://upk.kemkes.go.id) Pada tahun 2025 ini, perhatian tertuju pada upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak usia dini melalui berbagai kebijakan strategis. Salah satunya adalah program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Program ini dirancang untuk membentuk karakter dan kebiasaan positif pada anak sejak dini, yang diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kesehatan dan gizi mereka. Kebijakan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” mencakup: 1) Bangun pagi, 2) Beribadah, 3) Berolahraga, 4) Makan sehat dan bergizi, 5) Gemar belajar, 6) Bermasyarakat, dan 7) Tidur cepat. Ketujuh kebiasaan ini tidak hanya relevan dalam membentuk karakter anak, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada kesehatan fisik, mental, dan sosial anak usia dini. Makan Sehat dan Bergizi: Fondasi Kesehatan Anak Kebiasaan makan sehat dan bergizi menjadi inti dari upaya peningkatan gizi nasional. Anak usia dini membutuhkan asupan nutrisi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk mendukung tumbuh kembang optimal. Dengan menanamkan kebiasaan makan bergizi sejak dini, anak belajar mengenal jenis makanan sehat yang dapat mencegah stunting, obesitas, maupun gangguan gizi lainnya. Namun, kebiasaan makan sehat tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus didukung oleh kebiasaan lain, seperti tidur cukup dan olahraga teratur, untuk memastikan penyerapan nutrisi berjalan maksimal. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan multidimensional dalam membangun kesehatan anak. Kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat sangat penting untuk mengatur ritme sirkadian, yakni jam biologis tubuh yang memengaruhi energi dan fungsi organ. Anak-anak yang memiliki pola tidur teratur cenderung lebih sehat secara fisik dan emosional, karena tubuh memiliki waktu yang cukup untuk memperbaiki sel-sel tubuh dan mengoptimalkan pertumbuhan. Tidur cukup juga berkorelasi dengan kemampuan belajar dan konsentrasi anak. Oleh karena itu, kebiasaan ini berperan besar dalam mendukung anak untuk aktif di siang hari, baik dalam bermain, belajar, maupun melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik, seperti olahraga, bukan hanya memperkuat otot dan tulang anak, tetapi juga meningkatkan metabolisme tubuh dan daya tahan terhadap penyakit. Kebiasaan ini perlu dikombinasikan dengan aktivitas sosial yang melibatkan interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan. Bermain bersama dan bersosialisasi membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, empati, dan rasa tanggung jawab. Melalui olahraga dan bermasyarakat, anak juga diajarkan untuk menghormati perbedaan, bekerja sama, dan menjaga kesehatan lingkungan. Ini adalah langkah awal untuk membentuk generasi yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga matang secara emosional dan sosial. Sinergi Kebijakan dan Harapan di Masa Depan Kebijakan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” merupakan langkah strategis yang komprehensif dalam upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan anak usia dini di Indonesia. Hari Gizi Nasional 2025 mengingatkan kita bahwa perbaikan gizi anak adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan sinergi dari berbagai pihak. Kebijakan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” memberikan panduan yang konkret untuk menciptakan pola hidup sehat sejak dini. Namun, keberhasilan kebijakan ini memerlukan komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Orang tua harus menjadi teladan dalam menerapkan kebiasaan sehat, seperti menyajikan menu bergizi, mengajak anak bermain di luar rumah, dan membangun rutinitas harian yang teratur. Sekolah juga memiliki peran penting sebagai mitra strategis dalam menerapkan kebiasaan ini. Dengan program edukasi kesehatan, penyediaan makanan sehat di kantin, dan kegiatan olahraga rutin, sekolah dapat menjadi ruang yang kondusif bagi anak untuk tumbuh sehat dan bahagia. Dengan mengintegrasikan kebiasaan ini ke dalam keseharian anak, kita tidak hanya menciptakan generasi yang sehat secara fisik, tetapi juga kuat secara mental dan sosial. Semoga momentum Hari Gizi Nasional ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus memperjuangkan hak anak-anak Indonesia agar mendapatkan gizi terbaik dan kebiasaan positif yang akan menjadi bekal mereka di masa depan. Pemberian Nutrisi tepat dan penerapan kebiasaan hidup sehat melalui kebijakan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” tentunya akan menguatkan komitmen bersama demi wujudkan masa depan generasi emas Indonesia. Maya Veri Oktavia*), Anggota Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta dan Praktisi PAUD di lembaga pendidikan Mekar Insani Yogyakarta.
TBM Mekar Insani Gelar Pelatihan Penguatan Komunitas Literasi untuk Aksi Nyata dan Berkelanjutan
Yogyakarta, 12 Oktober 2024 – Komunitas literasi TBM Mekar Insani kembali menggelar kegiatan inspiratif melalui Pelatihan Penguatan Komunitas Literasi dengan tema “Membangun Komunitas Literasi yang Berkelanjutan: Dari Pengelolaan ke Aksi Nyata.” Kegiatan ini berlangsung di ruang pertemuan PAUD Mekar Insani, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta, dengan diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari pendidik PAUD, pengelola TBM, pegiat kampung baca, dan masyarakat umum. Istimewanya, peserta yang hadir tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi juga dari komunitas literasi Jawa Timur, yakni Lamongan, Sidoarjo, dan Batu Malang. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan komunitas literasi yang berkelanjutan, serta mendorong aksi nyata dalam masyarakat. Para peserta diajak untuk membangun strategi komunitas yang solid dan menumbuhkan budaya literasi sebagai pondasi yang penting bagi pendidikan dan kesadaran lingkungan. Topik yang diusung dalam pelatihan ini menitikberatkan pada penerapan strategi pengelolaan yang efektif dan langkah-langkah praktis dalam mengeksekusi program literasi di tengah masyarakat. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Maya Veri Oktavia, pengelola TBM Mekar Insani yang menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari pemerintah melalui program Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbudristek. Bantuan ini memungkinkan penyelenggaraan pelatihan yang menyatukan pegiat literasi dari berbagai daerah, memperluas jaringan, dan memperkuat kolaborasi antar komunitas. Materi pelatihan disampaikan oleh fasilitator yang berpengalaman dalam bidang literasi dan manajemen komunitas, yakni David Effendi dari Rumah Baca Komunitas (RBK), Indra Suryanto dari kampung sains Karangkajen dan Herry Krishnamurti dari organisasi Forum TBM Kota Yogyakarta yang membahas berbagai aspek pengelolaan, mulai dari cara mengidentifikasi kebutuhan komunitas hingga mengembangkan program literasi yang relevan dan berdampak jangka panjang. Dalam sesi diskusi dan praktik, peserta diajak untuk menyusun rencana kerja komunitas mereka, berdiskusi tentang tantangan yang sering dihadapi, serta menemukan solusi dan inovasi yang dapat diterapkan dalam komunitas masing-masing. Dengan semangat kolaborasi, peserta dari berbagai kota pun berbagi cerita sukses dan tantangan yang mereka hadapi dalam menggerakkan literasi di daerahnya masing-masing. Kesempatan ini menjadi momentum penting untuk saling belajar, bertukar pengalaman, dan menginspirasi satu sama lain dalam meningkatkan budaya literasi di berbagai lapisan masyarakat. Pelatihan Penguatan Komunitas Literasi ini ditutup dengan komitmen bersama untuk terus memperkuat kolaborasi dan mengembangkan program-program literasi yang bermanfaat dan inklusif. Para peserta berharap kegiatan seperti ini dapat rutin dilaksanakan, agar komunitas literasi di berbagai daerah semakin kuat dan berkembang dengan dukungan jaringan yang solid. TBM Mekar Insani berhasil memberikan wadah pembelajaran dan berbagi yang bermanfaat bagi pegiat literasi dari berbagai daerah, sekaligus memperkuat perannya sebagai komunitas literasi yang inspiratif dan berdaya dalam masyarakat. (MVO*) *) Maya Veri Oktavia, Penggagas Gerakan Cinta Buku Sejak Dini dan pengelola TBM Mekar Insani yogyakarta
Mendorong Kreativitas untuk Menghidupkan Literasi Anak melalui Pelatihan Menulis Cerita Anak
Yogyakarta, 5 Oktober 2024 – Pada Sabtu, 5 Oktober 2024, TBM Mekar Insani sukses menyelenggarakan pelatihan Menulis Cerita Anak yang dihadiri oleh 30 peserta. Pelatihan ini diikuti oleh pendidik PAUD, pengelola TBM, penggerak kampung baca, dan masyarakat umum, yang semuanya berkumpul di ruang pertemuan PAUD Mekar Insani di kompleks TBM Mekar Insani, Suryodiningratan MJ 2/726 I, Mantrijeron, Yogyakarta. Berkat dukungan dari program bantuan pemerintah melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek tahun 2024, pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menulis cerita yang kreatif dan mendukung literasi anak di tingkat komunitas. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh ketua panitia yang menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kualitas literasi anak melalui cerita. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta bisa terinspirasi untuk membuat cerita-cerita anak yang edukatif dan menghibur. Sesi pelatihan dimulai dengan pemaparan materi pertama oleh Yuniar Khairani, yang menjelaskan langkah-langkah penting dalam menulis cerita anak. Materi mencakup teknik penulisan cerita yang mencakup elemen-elemen cerita ideal, alur cerita, dan cara menciptakan karakter yang menarik bagi anak-anak. Peserta diberi wawasan tentang pentingnya pesan moral dalam cerita serta bagaimana menyampaikannya secara sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca muda. Sesi materi kedua disampaikan oleh Hafizh Nurul Faizah, yang membahas tentang penulisan buku bergambar untuk anak. Hafizh menjelaskan bahwa buku bergambar tidak hanya menarik dari segi visual, tetapi juga efektif dalam membantu anak memahami cerita. Peserta diajak untuk menyusun lesson plan atau rencana penulisan yang mencakup penjenjangan buku, pemilihan kata, dan tips menulis cerita anak yang efektif. Setelah pemaparan materi, peserta terlibat dalam sesi diskusi interaktif, berbagi pengalaman, dan mendapatkan tanggapan dari narasumber. Diskusi ini menghasilkan banyak gagasan segar tentang cara mendekati penulisan cerita anak yang kreatif dan relevan dengan perkembangan anak. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik kelompok, di mana peserta diberi kesempatan untuk membuat konsep cerita bergambar berdasarkan lesson plan yang telah dibahas. Selama sesi praktik, peserta dibimbing oleh narasumber untuk memastikan hasil karya sesuai dengan tujuan dan menarik bagi anak-anak. Pelatihan diakhiri dengan post-test dan sesi penutupan. Hasil dari pelatihan ini menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menulis cerita anak. Para peserta mengungkapkan antusiasme mereka untuk mulai menciptakan cerita anak yang inspiratif dan mendukung literasi di lingkungan mereka masing-masing. Dengan pelaksanaan pelatihan ini, TBM Mekar Insani berharap peserta dapat menjadi agen literasi anak yang aktif, menginspirasi generasi muda untuk mencintai membaca dan belajar melalui cerita. Program ini merupakan langkah penting dalam mendukung ekosistem literasi di Yogyakarta, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan literasi anak-anak di berbagai komunitas(MVO*) *) Maya Veri Oktavia, Penggagas Gerakan Cinta Buku Sejak Dini dan pengelola TBM Mekar Insani
TBM Mekar Insani Mendukung Literasi Digital di Kalangan Penggerak Literasi
Yogyakarta, 4 Oktober 2024 – TBM Mekar Insani sukses menggelar pelatihan bertema Pengelolaan Buku Digital pada Jumat, 4 Oktober 2024, bertempat di ruang pertemuan PAUD Mekar Insani di kompleks TBM Mekar Insani, Suryodiningratan MJ 2/726 i, Mantrijeron. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta, termasuk pendidik PAUD, pengelola TBM, penggerak kampung baca, serta masyarakat umum, sebagai bagian dari upaya memperkuat keterampilan literasi digital di lingkungan pendidikan dan komunitas literasi. Pelatihan ini terselenggara atas dukungan dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek melalui program bantuan pemerintah untuk komunitas penggerak literasi tahun 2024. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai buku digital dan cara pengelolaannya, sehingga para peserta dapat memanfaatkannya untuk memperkaya koleksi bacaan di komunitas masing-masing. Dalam sambutannya, ketua panitia dari TBM Mekar Insani menyampaikan bahwa pelatihan ini diadakan sebagai respons terhadap perubahan tren membaca yang kini merambah dunia digital dan untuk memperkuat kemampuan komunitas literasi di Yogyakarta dalam memanfaatkan teknologi. Dua narasumber utama, yaitu Eko Kurniawan dan M. Syaiful Bahri, membawakan materi yang menarik dan interaktif. Eko Kurniawan memaparkan topik tentang buku digital dan teknik pengolahannya. Dalam materinya, Eko membahas manfaat buku digital sebagai solusi untuk menghadirkan bacaan yang lebih mudah diakses dan praktis. Peserta diajak memahami proses dasar pengelolaan buku digital dan berbagai aplikasi pendukung. Sesi kedua disampaikan oleh M. Syaiful Bahri, yang menjelaskan tentang evolusi membaca di era digital serta cara-cara untuk memanfaatkan buku digital guna menunjang kegiatan literasi di komunitas. Para peserta diajak untuk berdiskusi dan menyampaikan ide-ide tentang cara mengaplikasikan buku digital sesuai dengan kebutuhan komunitas mereka. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktik kelompok, di mana peserta memilih dan mengelola beberapa judul buku digital yang nantinya bisa diakses oleh anak-anak dan anggota masyarakat di komunitas masing-masing. Sesi ini juga diisi dengan diskusi mengenai pemilihan konten buku digital yang relevan dan menarik bagi pembaca dari berbagai usia. Setelah melakukan praktik dan diskusi, pelatihan diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta mengenai materi yang disampaikan. Para peserta merasa senang dan terbantu dengan pelatihan ini, mereka mengaku bahwa keterampilan yang diperoleh akan sangat bermanfaat dalam mendukung kegiatan literasi di komunitas mereka. Dengan pelaksanaan pelatihan ini, TBM Mekar Insani berharap agar para peserta dapat memanfaatkan teknologi buku digital untuk memperkaya koleksi bacaan dan menarik minat baca masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan PAUD, kampung baca, dan TBM. Program ini menjadi salah satu langkah nyata untuk membangun ekosistem literasi digital di Yogyakarta, yang diharapkan dapat memperkuat budaya literasi di kalangan anak-anak hingga dewasa di era teknologi.(MVO*) *) Maya Veri Oktavia, penggagas Gerakan Cinta Buku sejak Dini, dan pengelola TBM Mekar Insani
Festival Cerita Anak TBM Mekar Insani: Dari Sampah Jadi Karya, Dari Limbah Jadi Cerita
Minggiran, Yogyakarta – 29 September 2024 – Festival Cerita Anak yang diselenggarakan oleh TBM Mekar Insani di lapangan publik Minggiran berlangsung meriah dengan tema inspiratif, “Dari Sampah Jadi Karya, Dari Limbah Jadi Cerita.” Acara ini diikuti oleh 100 peserta dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak, pendidik PAUD, pengelola TBM, pegiat kampung baca, dan masyarakat umum. Festival ini menawarkan pengalaman literasi yang unik melalui lomba read aloud dan lomba fashion show berbahan daur ulang, yang menggabungkan nilai-nilai kreatif dan edukatif dalam menyampaikan pesan peduli lingkungan. Acara dibuka oleh Bapak Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, yang mengajak para hadirin untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah quote yang beliau tulis langsung di hadapan para peserta. Pesan tersebut sejalan dengan tema besar festival ini, yang menekankan pentingnya daur ulang dan pemanfaatan kembali limbah sebagai bagian dari kesadaran lingkungan. Festival ini juga dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan dari dinas pemerintah, organisasi masyarakat, dan pejabat daerah setempat, yang menunjukkan dukungan luas bagi kegiatan literasi dan kesadaran lingkungan di Yogyakarta. Tidak hanya itu, kehadiran perpustakaan keliling PUSPITA menambah daya tarik acara, dengan gelaran pustaka yang menyajikan koleksi buku yang beragam, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk membaca dan menikmati literasi di ruang terbuka. Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara. Dalam lomba read aloud, peserta dari berbagai usia dengan semangat membacakan cerita pilihan mereka di hadapan penonton. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kemampuan membaca anak-anak tetapi juga menumbuhkan keberanian dan kreativitas dalam menyampaikan cerita. Lomba fashion show daur ulang yang diikuti oleh anak-anak pun menjadi sorotan utama, di mana peserta tampil percaya diri dengan mengenakan busana yang dibuat dari bahan daur ulang. Kreasi mereka menampilkan ide-ide yang tak hanya unik, tetapi juga menginspirasi untuk memanfaatkan sampah menjadi karya seni. Anak-anak PAUD dari wilayah Kemantren Mantrijeron turut memeriahkan suasana melalui pertunjukan seni yang menyentuh hati. Penampilan mereka memperlihatkan ekspresi kreatif sekaligus dukungan pada nilai-nilai yang diangkat dalam festival ini. Kehadiran mereka semakin memperkaya festival, menyampaikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa diajarkan sejak dini. Acara ini terlaksana berkat bantuan pemerintah yang mendukung komunitas literasi melalui program dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbudristek, tahun 2024. Dukungan ini memungkinkan TBM Mekar Insani untuk menyelenggarakan kegiatan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan edukasi berharga tentang literasi dan kepedulian lingkungan kepada masyarakat. Melalui Festival Cerita Anak ini, TBM Mekar Insani berhasil menunjukkan bahwa literasi dan lingkungan adalah dua hal yang saling terkait. Acara ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas dan edukasi, tetapi juga langkah kecil menuju perubahan besar, di mana anak-anak dan masyarakat diharapkan lebih terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan (MVO*) *) Maya Veri Oktavia, Penggagas Gerakan cinta buku sejak dini, Pengelola TBM Mekar Insani yogyakarta
Read Aloud di TBM Mekar Insani: Mendorong Literasi Lewat Membacakan Nyaring
Yogyakarta, 21 September 2024 – TBM Mekar Insani sukses menggelar Pelatihan Read Aloud pada hari Sabtu, 21 September 2024, bertempat di ruang gedung PAUD Mekar Insani yang berlaamat di Suryodinngratan Mj2/726 I Mantrijeron. Pelatihan ini diikuti oleh 40 orang peserta yang terdiri dari orang tua, pegiat literasi, pengelola TBM, perwakilan kampung baca, dan masyarakat umum. Dengan semangat literasi yang tinggi, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik membacakan nyaring yang efektif sebagai cara menumbuhkan minat baca anak-anak sejak usia dini. Acara dimulai pukul 08.00WIB dengan sambutan dari perwakilan TBM Mekar Insani yang menyampaikan pentingnya peran read aloud dalam membangun kecintaan membaca dan kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi pertama yang menghadirkan dua narasumber utama: Aditya Yana Gisawa dan Joanna Asterlita Kristanti. Aditya Yana Gisawa membuka materi dengan mengenalkan teknik interactive read aloud, yang memandu peserta untuk membacakan cerita secara interaktif, melibatkan anak-anak dalam dialog dan memberi respons pada cerita yang dibacakan. Joanna Asterlita Kristanti kemudian melanjutkan dengan materi tentang teknik membacakan nyaring yang menyenangkan, pemilihan buku, serta kajian teks sederhana. Materi ini diharapkan dapat membantu peserta memahami cara memilih buku yang sesuai untuk anak serta menyampaikan cerita dengan gaya yang menarik dan mendidik. Setelah pemaparan materi, sesi diskusi interaktif pun berlangsung hangat. Para peserta aktif bertanya tentang teknik-teknik read aloud, tantangan yang dihadapi saat membacakan cerita untuk anak-anak, dan cara menarik perhatian anak selama kegiatan membaca. Diskusi ini memberikan ruang bagi para peserta untuk bertukar pengalaman serta solusi yang dapat diterapkan saat mereka kembali ke komunitas masing-masing. Kegiatan diakhiri dengan praktik kelompok yang melibatkan peserta dalam menyusun kajian teks sederhana dan simulasi read aloud. Setelah praktik, peserta diberi kesempatan untuk mempraktikkan langsung di depan narasumber dan menerima masukan yang konstruktif. Dengan adanya pre-test dan post-test, pelatihan ini juga berhasil menunjukkan peningkatan pemahaman peserta dalam penerapan teknik read aloud. Penutupan acara dilakukan oleh Ketua TBM Mekar Insani, Maya Veri Oktavia, yang menyampaikan harapan agar para peserta bisa menerapkan teknik read aloud di lingkungan mereka masing-masing, baik di rumah, TBM, maupun kampung baca. Melalui pelatihan ini, diharapkan literasi anak-anak di wilayah Yogyakarta semakin berkembang, serta semakin banyak pihak yang tergerak untuk mendukung budaya baca. Pelatihan Read Aloud ini merupakan bagian dari rangkaian program literasi TBM Mekar Insani yang berfokus pada peningkatan minat baca anak-anak melalui peran aktif orang tua, pengelola TBM, dan masyarakat. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mendorong semangat literasi yang lebih luas (MVO*) *) Maya Veri Oktavia, Penggagas Gerakan Cinta Buku Sejak Dini dan pengelola TBM Mekar Insani
Pelatihan Bookish Play di TBM Mekar Insani: Mengenal Literasi Lingkungan Sejak Dini
Pelatihan Bookish Play di TBM Mekar Insani: Mengenal Literasi Lingkungan Sejak Dini Yogyakarta, 21 September 2024 – TBM Mekar Insani berhasil menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Bookish Play dengan penuh antusiasme pada hari Sabtu, 21 September 2024. Pelatihan ini, yang merupakan bagian dari program literasi komunitas penggerak literasi, diikuti oleh 35 anak-anak usia TK B hingga SD kelas awal. Acara berlangsung di Bank Sampah Ngudi Berkah Minggiran, mitra TBM Mekar Insani, yang berlokasi di tengah lingkungan masyarakat, sehingga memberikan pengalaman belajar literasi yang autentik bagi peserta. Pelatihan ini diselenggarakan atas dukungan bantuan dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek tahun 2024. Mengusung tema Bookish Play, kegiatan ini menggabungkan literasi dengan kreativitas serta kesadaran lingkungan. Melalui pendekatan bermain dan belajar dari cerita, anak-anak diajak untuk menghidupkan bacaan melalui beragam aktivitas kreatif. Pelatihan dimulai dengan pembukaan oleh tim TBM Mekar Insani yang menyampaikan tujuan dari kegiatan ini, yakni memperkenalkan konsep Bookish Play sebagai cara untuk memupuk kecintaan anak pada buku sambil meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan. Dua narasumber utama, Dhea Hajaru Maredita dan Titi Prastiyani, memberikan materi yang berfokus pada eksplorasi cerita dan pengelolaan limbah menjadi karya. Dhea Hajaru Maredita membimbing anak-anak dalam sesi pertama tentang cara menghidupkan cerita melalui kegiatan Bookish Play, yang mengajak anak-anak untuk menggali nilai-nilai dari cerita yang dibaca dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Kemudian, sesi dilanjutkan oleh Titi Prastiyani yang mengenalkan konsep daur ulang, mengajak anak-anak untuk mengolah bahan-bahan bekas menjadi karya seni yang terinspirasi dari cerita. Anak-anak tampak antusias dalam sesi eksplorasi cerita dan diskusi gagasan untuk berkreasi, yang kemudian dilanjutkan dengan praktik membuat karya seni dari bahan daur ulang. Dalam kelompok-kelompok kecil, mereka bekerja sama menciptakan beragam karya yang terinspirasi dari cerita yang mereka baca, sambil memanfaatkan bahan bekas sebagai media utama. Setelah itu, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karya mereka dengan percaya diri. Kegiatan ditutup dengan ungkapan harapan dari tim TBM Mekar Insani agar anak-anak terus mengembangkan kreativitas dan kecintaan membaca. Para peserta tampak senang dan antusias, membawa pulang pengalaman baru yang tidak hanya meningkatkan minat baca mereka tetapi juga pemahaman akan pentingnya menjaga lingkungan melalui kreativitas. Dengan terselenggaranya Pelatihan Bookish Play ini, TBM Mekar Insani berharap dapat terus mendorong program literasi yang bermanfaat dan ramah lingkungan bagi anak-anak di Yogyakarta. Dukungan dari pemerintah serta semangat peserta membuktikan bahwa kegiatan ini dapat menjadi inspirasi untuk melibatkan anak-anak dalam literasi dan pelestarian lingkungan sejak dini (MVO*) *) Maya Veri Oktavia, Penggagas Gerakan Cinta Buku Sejak Dini dan pengelola TBM
Gelaran Buku di Lapangan Minggiran: Rayakan Hari Aksara Dunia Dengan Aktivitas Literasi
Pada Minggu pagi, 8 September 2024, suasana di Lapangan Minggiran Yogyakarta semarak oleh berbagai aktivitas literasi dalam rangka memperingati Hari Aksara Dunia. Acara yang digelar mulai pukul 07.00 hingga 09.00 WIB ini bertujuan untuk membangkitkan semangat literasi di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja. Dengan tema “Gelaran Buku,” acara ini menyuguhkan tiga kegiatan utama: Gelaran Pustaka, Gelaran Keterampilan, dan Gelaran Dolanan Tradisional. Gelaran Pustaka Dalam gelaran pustaka, peserta bisa menemukan berbagai buku yang dipajang dan siap dibaca di tempat atau dipinjam secara gratis. Kerja sama dengan Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta melalui perpusatakaan keliling PUSPITA, buku-buku yang disediakan mencakup berbagai tema, mulai dari cerita anak, literatur klasik, hingga pengetahuan umum. Anak-anak terlihat antusias memilih buku-buku yang menarik perhatian mereka, sambil didampingi oleh para relawan literasi. Gelaran Keterampilan Selain membaca, gelaran keterampilan berbasis buku juga menjadi daya tarik tersendiri. Di sini, anak-anak diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kerajinan tangan bersumber dari buku-buku yang dibaca seperti membuat hiasan dari bahan daur ulang, membuat aneka karya untuk mengembangkan ide dan mewarnai cerita bergambar. Kegiatan ini tidak hanya mengembangkan kreativitas, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan. Gelaran Dolanan Tradisional Untuk melengkapi acara, panitia juga mengadakan permainan tradisional seperti egrang, bakiak, engklek, gobak sodor, dan benthik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kembali permainan yang sarat nilai-nilai kebersamaan kepada anak-anak generasi digital. Gelaran dolanan tradisional ini berhasil menciptakan suasana riang dan interaksi sosial yang hangat di antara para peserta. Acara ini tidak hanya sekadar memperingati Hari Aksara Dunia, tetapi juga untuk mengajak masyarakat menghidupkan kembali budaya literasi di era modern. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman yang lebih dalam mengenai dunia sekitar serta meningkatkan keterampilan kreatif dan sosial. Dengan beragam kegiatan yang diadakan, Gelaran Buku di Lapangan Minggiran ini sukses menghidupkan semangat literasi dan budaya lokal, memberikan inspirasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Hari Aksara Dunia tahun ini menjadi momentum penting untuk terus memperjuangkan hak-hak literasi dan akses pengetahuan bagi semua. (MayaV.O)
TBM Mekar Insani Menumbuhkan Budaya Literasi di Usia Emas: Refleksi Hari Aksara Dunia
Oleh : Maya Veri Oktavia,S.Pd,M.Pd Dalam rangka memperingati Hari Aksara Dunia, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mekar Insani kembali meneguhkan perannya sebagai ujung tombak literasi di kalangan anak-anak usia dini. Hari Aksara Dunia yang dirayakan setiap 8 September menjadi momentum penting untuk merefleksikan tantangan dan pencapaian dalam upaya meningkatkan literasi, terutama di usia emas, yaitu masa perkembangan anak usia dini. TBM Mekar Insani hadir dengan semangat memupuk kecintaan terhadap buku sejak dini sebagai langkah membangun fondasi pengetahuan yang kuat. Pentingnya Literasi di Usia Emas Usia emas, periode perkembangan otak yang cepat pada anak-anak usia 0-6 tahun, merupakan waktu krusial untuk memperkenalkan literasi. TBM Mekar Insani memanfaatkan fase ini untuk menanamkan kebiasaan membaca yang dapat menjadi bekal sepanjang hayat. Dengan berbagai program menarik, seperti Pojok Baca, Buku Keliling, dan Kelas Membaca Ceria, TBM ini berupaya menciptakan lingkungan yang kaya akan akses literasi bagi anak-anak di Yogyakarta. Selain itu, kegiatan literasi di lapangan Minggiran Yogyakarta menjadi salah satu acara yang unik dan penuh semangat dalam mendorong minat baca dan kreativitas anak-anak. Kegiatan ini mengusung tiga tema utama: Gelaran Pustaka, Gelaran Kreativitas, dan Gelaran Dolanan Tradisional. Acara tersebut dirancang untuk membangkitkan kecintaan anak-anak terhadap literasi dan budaya lokal. Di era digital, salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya minat baca akibat pesatnya perkembangan teknologi. Gawai dan media sosial sering kali menarik perhatian anak-anak lebih daripada buku. Namun, ini bisa diatasi dengan mengenalkan anak-anak pada buku yang menarik sesuai dengan usia mereka dan menggabungkannya dengan media digital yang mendukung literasi, seperti dipadukan dengan aneka game dan permainan, maupun aktifitas ketrampilan yang interaktif. Salah satu aspek penting dari gerakan literasi TBM Mekar Insani adalah upaya inklusifnya. Tidak hanya terbatas pada anak-anak dari latar belakang tertentu, semua anak-anak dapat merasakan manfaat dari kegiatan literasi yang diadakan. TBM ini juga kerap berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dan komunitas setempat untuk memperluas jangkauan program literasinya. Refleksi hari Aksara Dunia Dalam memperingati Hari Aksara Dunia, Mekar Insani menegaskan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan membaca, tetapi juga membangun kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan rasa ingin tahu. Hari Aksara Dunia tidak hanya menjadi peringatan simbolis, tetapi juga pengingat akan tantangan besar dalam meningkatkan angka literasi di Indonesia. Meskipun sudah banyak kemajuan, masih banyak daerah yang perlu perhatian lebih dalam akses pendidikan dan literasi. TBM Mekar Insani, dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta melalui Perpustakaan keliling PUSPITA terus berinovasi dalam menciptakan program-program yang menjangkau anak-anak di tempat-tempat publik yang mudah dan terjangkau aksesnya. Harapan ke Depan Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, TBM Mekar Insani berharap dapat terus berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi di Indonesia. Momen Hari Aksara Dunia menjadi pengingat bahwa gerakan literasi harus terus berlanjut dan semakin kuat, terutama untuk anak-anak yang berada di fase usia emas. Harapan besar tertumpu pada generasi yang literat, cerdas, dan berkarakter, yang dimulai dari kecintaan mereka terhadap buku. TBM Mekar Insani terus menjadi penggerak utama dalam memupuk budaya literasi, merangkul anak-anak di usia emas untuk menjadikan buku sebagai sahabat sejak dini. Melalui literasi, mereka bukan hanya membaca, tetapi juga menemukan dunia baru yang penuh wawasan.